Menapaki Jejak Masjid di Setiap Perjalanan

Dulu, ibuku pernah berkata, “Kalau pergi-pergi atau safar ke suatu tempat, salah satu impian ibu adalah mencoba ke beberapa masjid untuk sholat di sana.” Sebuah keinginan sederhana yang lahir dari kecintaannya pada masjid, tempat yang bukan hanya sekadar rumah ibadah, tetapi juga rumah bagi ketenangan jiwa.

Namun, seiring waktu, perjalanan ibu mulai jarang. Entah karena usia, kesibukan, atau sekadar keadaan yang tak lagi mendukung, impian itu perlahan tak lagi menjadi kebiasaannya. Tapi anehnya, mimpi itu justru menurun kepadaku, anaknya. Semakin hari, semakin kuat keinginan untuk meneruskan apa yang dulu ia cita-citakan—berjalan ke berbagai tempat, singgah di masjid-masjid, merasakan atmosfer yang berbeda di setiap sudut negeri.

Aku ingin mengunjungi masjid-masjid di seluruh Indonesia. Tak peduli seberapa besar atau kecil masjidnya, berada di kota besar atau di pelosok desa, megah atau sederhana. Bagiku, setiap masjid memiliki kisahnya sendiri. Ada yang menjadi saksi sejarah peradaban Islam di Indonesia, ada yang berdiri kokoh di tengah hiruk-pikuk perkotaan, ada pula yang tersembunyi di tempat-tempat terpencil, jauh dari sorotan dunia.

Setiap langkah menuju masjid adalah ibadah. Setiap sujud yang dilakukan di dalamnya mendekatkan diri kepada-Nya. Dan setiap sedekah yang diberikan, sekecil apa pun, menjadi tabungan amal yang kelak kembali dalam bentuk kebaikan. Lebih dari itu, mengunjungi masjid bukan hanya tentang menjalankan kewajiban, tapi juga merasakan keberkahan yang hadir di setiap tempat suci itu.

Mungkin, dalam perjalanan ini, aku akan menemukan lebih dari sekadar bangunan. Aku akan menemukan cerita-cerita yang tak terduga, pertemuan dengan orang-orang baik yang tak pernah kusangka, serta momen-momen yang mengajarkan banyak hal tentang kehidupan dan keimanan.

Ibuku mungkin tak lagi banyak bepergian, tapi impian yang pernah ia ucapkan kini menjadi bagian dari langkah-langkahku. Aku ingin menjadikan perjalanan ini sebagai pengingat bahwa di mana pun kita berada, rumah Allah selalu terbuka menyambut kita. Bahwa tak ada tempat yang lebih menenangkan selain berada di dalamnya, bersujud, dan merasa begitu dekat dengan-Nya.





Komentar

Postingan Populer