Dari Langkah ke Makna



Ada kalanya kita menjalani sesuatu hanya karena ingin menenangkan diri. Tanpa target, tanpa niat muluk-muluk untuk terlihat hebat, cuma ingin mencoba hal baru ayng bisa membuat hati terasa hidup kembali. Begitu juga denganku.

Beberapa bulan terakhir, aku mulai mencoba sesuatu yang dulu cuman jadi-jadi angan, mendaki gunung. Awalnya sederhana saja, hanya ingin menikamti alam dari dekat dan memberi ruang untuk diri sendiri bernapas di antara rutinitas yang kadang terasa sempit. Aku bahkan gak pernah menyangka, perjalanan ini akan membawa makna sejauh ini.

Aku masih ingat bagaimana awalnya petualangan ini dimulai. Dari keinginan kecil untuk menuntaskan to-do list lama, daftar gunung yang ingin kudaki suatu hari nanti. Tapi semakin sering aku melangkah, semakin aku sadar bahwa setiap perjalanan punya ceritanya sendiri. Bukan cuman tentnag puncak dan foto-foto indahnya, tapi tentang proses menuju ke sana: rasa lelah, pertemuan dengan orang baru, tawa yang tercipta di tengah dingin, dan rasa syukur diam-diam tumbuh setiap kali menatap langit dari ketinggian.

Yang tak kusangka, langkah-langkah kecilku ini ternyata diperhatikan banyak orang. Ada teman dekat yang senang melihatku punya hobi baru. Ada teman kampus lama yang tiba-tiba menghubungi, hanya untuk bilang, “aku senang banget liat kamu bisa naik gunung, boleh ya aku simpen fotonya buat motivasi kalau nanti aku pengin naik lagi.” Ada juga manajer operasionalku yang tiba-tiba menanyakan jasa open trip yang kupakai waktu ke Merbabu. Bahkan ada seseorang yang dengan jujur mengagumi keberanianku ikut petualangan ini.

Saat membaca pesan-pesan itu, aku sempat terdiam. Aku nggak pernah menyangka, sesuatu yang kulakukan karena ingin menenangkan diri justru bisa menjadi semangat bagi orang lain.
Ternyata benar, kita nggak selalu tahu kapan diri kita sedang jadi inspirasi bagi seseorang. Kadang, cukup dengan berani melangkah, kita sudah menunjukkan bahwa proses —sekecil apa pun itu— punya makna besar.

Dari situ aku belajar satu hal… setiap perjalanan hidup, sekecil apa pun bentuknya, punya daya untuk menular. Entah itu semangat, keberanian, atau rasa percaya diri yang mungkin dulu pernah hilang. Kita nggak perlu jadi seseorang yang sempurna untuk bisa memberi arti. Cukup jadi versi terbaik diri kita hari ini, yang berani mencoba, berani bangkit, dan berani berjalan lagi, meski jalannya pelan.

Mungkin itulah keindahan dari proses. Ia tidak selalu gemerlap, tidak selalu mulus, tapi selalu meninggalkan jejak, di hati kita, dan kadang, diam-diam juga di hati orang lain.

Dan kalau dipikir-pikir lagi… mungkin memang begitu cara Allah menunjukkan kasih sayang-Nya. Kadang, Ia tidak langsung memberi hasil besar atau pencapaian yang mencolok. Tapi Ia berikan kesempatan untuk kita menemukan diri kita sendiri, lewat pengalaman sendiri atau orang-orang yang kita temui di tengah perjalanan. 

Aku jadi belajar untuk nggak meremehkan setiap proses yang dilalui, sekecil apa pun bentuknya. Karena ternyata, setiap langkah itu punya arti, bukan cuma untuk diriku, tapi juga bagi orang lain yang diam-diam memperhatikan. 

Dan kalau hari ini aku masih terus melangkah, itu karena aku ingin tetap jadi versi terbaik dari diriku, yang tidak sempurna, tapi selalu mau belajar dan tumbuh sedikit demi sedikit. 🌿


berawal dari pesan DM salah satu teman instagram yang gak disangka ternyata perjalanan ini bisa bermakna bagi orang lain




Komentar

Postingan Populer