My Reminder

Assalamua'alaikum teman-teman semua. Udah lama gue gak tulis blog lagi. Entah tiba-tiba gue punya sebuah cerita bukan fiksi dan ini kisah nyata gue. Semoga gak belibet ya gue ceritanya. Cerita singkat ini semoga kalian bisa mengerti, diresapi, dicerna, dan jadi pelajaran buat kalian juga yaa.



Nah ada sebuah foto dan ini ku ambil dari tangkapan layar timeline di salah satu ig yang tertera sumbernya. Foto ini menggambarkan gue dulu semenjak SMA kelas 11. Gue jadi orang yang selalu menyalahkan diri gue sendiri ketika gue salah, gue gak bisa ngapa-ngapain atau gak punya kelebihan apa-apa atau pas gue benar-benar down sama sesuatu. Saat itu gue merasa gak da orang yang bisa nolongin gue. Seakan gue lagi di dalam jurang yang gelap dan jauh dari lubang tempat gue jatuh. Semenjak gue semakin terpuruk, makin terkubur impian-impian gue, berkurangnya keberanian buat berekpresi di minat bakat gue, dan gue jadi kurang bisa survive di tempat baru. 
Dari situ karena rasa negatif yang terus menyelimuti gue. Gue jadi hilang arah, dan berani berbuat yang diluar kendali. Suka nyakitin diri sendiri dan ya gak bisa dibayangkan betapa hinanya gue buat ngelakuin hal itu.



Semenjak gue kuliah semester 4 gue semakin sadar bahwa cara gue untuk tumbuh dan mengembangkan diri gak sama kayak orang lain. Jadi ya gue ya gue. Orang lain ya orang lain. Dulu gue suka banding-bandingin diri gue  yang gak bisa apa-apa ini ke orang lain yang punya apa-apa. Gue gak bisa seperti orang-orang yg jadi mahasiswa berprestasi atau bisa IP 4 terus. Tapi gue bisa menyeimbangkan ikut kegiatan dan belajar walau masih turun dikit IP gue. Seenggaknya apa yang udah gue lakuin itu bermanfaat buat gue, gue bisa menyesuaikan itu dengan kapasitas yang gue punya.

Dari foto kedua ini gue jadi inget ulat peliharaan gue spesies Spodoptera litura di lab pendidikan kuliah gue, gue kasih nama si cimit. Jika dibandingkan dengan ulat teman-teman gue, cimit emg agak lambat tumbuhnya. Kalau gue liat ulat yg teman-teman gue punya larvanya udah melewati instar berikutnya dengan cepat.



Nah dari sini gue bisa ambil kesimpulan. Dari cerita ulat gue si cimit ini sama seperti kehidupan yang gue lalui. Semua butuh proses, proses ini gak pasti sama setiap orang. Ada yang cepat ada yang lambat. Tapi yang lambat juga belum tentu tidak terkejar, pasti terkejar walau waktu yang dibutuhkan berbeda.




Ya intinya sih ada di kata yang tertera di foto kedua "Setiap orang memiliki kebutuhan dan cara bertumbuhnya masing-masing".

Gak setiap orang harus dipaksakan mengikuti kata orang lain. "Lu kudu ikut kepanitiaan kalau gak lu apatis!" Gak gitu juga. Tapi kita bisa aja mencontoh dari orang-orang yang berpengaruh walau proses itu gak berjalan cepat. Cheers !

Makasih banget yang udah baca tulisan gue yang baru ini. Sebelumnya maaf kalau kata-katanya ada yang kurang pas gitu kalau dibaca. Kesalahan hanya milik gue dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.


Komentar

Postingan Populer